Kamis, 17 April 2014

Tugas Softskill Perekonomian Indonesia II


BISNIS RETAIL TERHADAP PERKEBAMBANGAN KONSUMEN

Pepito Supermarket Bali



Nama                   : Ester Valentin
Kelas                    : 1EB18
NPM                    : 22213984

PEREKONOMIAN INDONESIA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014





PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan jaman, keberadaan pasar tradisional mulai tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern. Bisnis eceran atau biasa disebut dengan pedagang eceran semakin terasa keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Berbagai macam pusat perbelanjaan eceran bermunculan dengan bermacam bentuk dan ukuran yang menyebabkan persaingan dalam dunia ritel semakin ketat. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan eceran yang meramaikan dunia ritel diantaranya adalah minimarket, convenience store, supermarket dan hipermarket. Persaingan yang ketat di bisnis ritel, juga disebabkan dengan semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri yang memasuki pasar domestik. Masuknya bisnis ritel dari luar negeri yang dikelola secara profesional menuntut bisnis ritel domestik untuk dikelola secara profesional pula agar mampu bersaing dalam melayani konsumen. Realitas kompetitifnya adalah pusat-pusat perbelanjaan harus bekerja sekeras mungkin untuk menarik konsumen dari pusat perbelanjaan lain. Oleh karena itu diperlukan strategi jitu untuk merebut hati konsumen dengan terus menerus memperhatikan kepuasan dan loyalitas pelanggannya (Javalgi dalam Bloemer dan Schroder, 2002).
Meningkatnya persaingan dan tuntutan konsumen atas pelayanan yang berkualitas, mengharuskan pelaku bisnis ritel untuk mengubah kebijakan dan perspektif terhadap konsumennya (Julita, 2001). Pertanyaan yang harus dijawab oleh manajemen adalah apakah berorientasi pada peningkatan penjualan dengan menarik konsumen baru atau berorientasi pada upaya mempertahankan pelanggan yang telah ada. Hal yang perlu dipahami adalah dengan berorientasi pada peningkatan penjualan dengan menarik konsumen baru, perusahaan memang dapat memperoleh omzet yang meningkat dalam sesaat. Namun konsumen baru tersebut tidak bisa menjanjikan akan terus menggunakan produk perusahaan. Sehingga hal yang lebih baik dilakukan oleh pelaku bisnis ritel adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada karena mampu memberikan keuntungan jangka panjang yang lebih besar bagi perusahaan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat para pelanggan puas dan loyal terhadap perusahaan. Salah satu strategi agar suatu organisasi mampu bersaing adalah dengan memberikan layanan yang terbaik serta membangun citra yang baik di mata konsumen maupun publik, karena layanan dan citra dapat mempengaruhi proses pembelian suatu produk atau jasa. Oleh karena itu, layanan dan citra menjadi faktor penting bagi keberhasilan pemasaran suatu organisasi (Hurriyati, 2005:21). Layanan ritel merupakan salah satu pembentuk kepuasan pelanggan, di mana peningkatan kinerja layanan ritel dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas layanan pada aspek fisik, reliabilitas, interaksi personal, pemecahan masalah, dan kebijakan perusahaan (retail). Kinerja layanan ritel yang sesuai dengan harapan pelanggan menyebabkan ritel tersebut akan memiliki keunggulan bersaing di mata konsumen tidak hanya terhadap kepuasan tetapi juga berdampak pada loyalitas pelanggan (Lu dan Seock, 2008).


i



Lingkungan dalam toko memiliki peran yang sangat penting untuk menarik konsumen. Lingkungan toko dengan fasilitas fisiknya beserta dengan suasana dalam toko, penetapan harga, promosi dan produk yang ditawarkan suatu toko memberikan stimuli-stimuli yang diterima oleh konsumen tersebut sehingga menimbulkan persepsi terhadap keseluruhan toko tersebut yang disebut dengan citra toko (Bloomer, 2002). Dengan berbekal citra toko yang positif, penyebaran informasi dari mulut ke mulut dapat menyebabkan orang yang mendapat informasi tersebut akan tertarik dan dengan segera mengunjungi toko tersebut.
Semakin baik citra toko di mata konsumen maka semakin besar pula impulsive buying yang dilakukan oleh konsumen dan begitu juga sebaliknya (Bloemer dan Ruyter 2008). Hal ini juga diperkuat oleh penelitian lainnya yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara citra toko, kepuasan dan loyalitas pelanggan (Bloomer, 2002). Pada umumnya para peritel sebenarnya kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang penghubung antara kepuasan dan loyalitas pelanggan terhadap toko (Cronin dalam Bloemer dan Schroder, 2002). Kepuasan konsumen yang menciptakan loyalitas pelanggan merupakan faktor penting dalam kesuksesan perdagangan ritel dan kemampuan toko untuk bertahan (Omar dalam Semuel, 2006).
Fenomena munculnya berbagai perusahaan pengecer di Indonesia dalam berbagai bentuk toko moderen berlaku juga di Bali. Banyak sekali gerai-gerai ritel yang ikut meramaikan industri sektor ritel di Bali seperti: Carrefour, Indomaret, Alfamart, Hypermart, Lotte Mart, Giant, Hero, dan pedagang eceran lokal lainnya. Hal ini mendorong perusahaan pengecer besar untuk tetap melakukan penelitian terhadap perilaku para pelanggannya. Hal ini diperlukan untuk dapat memberi masukan kepada pihak manajemen dalam menyusun strategi bersaingnya dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif. Pepito Supermarket adalah salah satu perusahaan pengecer di Bali yang sangat memperhatikan layanan ritel dan citra toko. Citra toko dibangun oleh Pepito Supermarket dengan menerapkan bauran pemasaran eceran seperti: store location yang tepat dengan pemilihan lokasi yang strategis di daerah Kuta, product characteristic dengan memfokuskan pada produk dominan impor, bagian penitipan barang, staf yang tersebar di sekitar area perbelanjaan yang siap melayani dan membantu pelanggan, retail communication dengan adanya member card dan brosur-brosur, in store ambience seperti: alunan musik, adanya kenyamanan ruangan (AC), retail price consideration dengan mempertimbangkan harga eceran pesaing dalam menetapkan harga, dan harga khusus pada hari-hari tertentu. Desain eksterior dibuat menarik dengan adanya etalase yang didesain khusus, sedangkan desain interior mempunyai keunikan dan kesan etnik, dengan barang-barang tertentu yang dijual dikelompokkan pada tiap rak.
Produk yang dijual dikelompokkan berdasarkan fungsi dan manfaatnya, misalnya rak khusus minuman beralkohol, aneka bumbu masak, toiletries, dan lain sebagainya. Visual merchandising seperti terdapat beberapa produk baru yang ditempatkan di rak atau counter tersendiri dengan dilengkapi media point of sale bahkan dapat juga ditambahi dengan sales promotion girl (SPG). Sedangkan layanan ritel dilakukan oleh Pepito Supermarket dengan memberikan layanan-layanan terbaik kepada para pelanggannya seperti: lingkungan toko yang bersih, jam operasional toko yang sesuai dengan yang telah diumumkan, fasilitas parkir yang luas, lay out toko yang memudahkan konsumen mendapatkan barang yang dibutuhkan, dan layanan yang cepat dalam proses pembayaran.
Pepito Supermarket merupakan supermarket yang memiliki target pasar dan diferensiasi dari gerai ritel umumnya.
ii




Pepito Supermarket memiliki target pasar yakni lima puluh persen penduduk lokal atau domestik dan lima puluh persennya lagi adalah wisatawan mancanegara maupun ekspatriat yang tinggal di Bali.
Hal ini dilakukan mengingat lokasi dari Pepito Supermarket itu sendiri, yang terletak di daerah pariwisata yakni Kuta. Selain itu yang yang membuatnya berbeda dengan supermarket lainnya adalah produk yang dijual ke para konsumennya yakni barang-barang yang fresh dengan kualitas tinggi dan produk–produk impor yang memiliki brand image tinggi serta sulit didapatkan di gerai lainnya. Sehingga tidak banyak supermarket yang dapat dikatakan sebagai pesaing Pepito Supermarket.







iii




DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang                                                                                i
PEMBAHASAN
  • Perkembangan Gerai Pesaing dan jumlah konsumen                     1
Pepito Supermarket
  • Keluhan dan Kepuasan pelanggan                                                  2
  • Persepsi tentang layanan ritel                                                         4
  • Persepsi tentang kepuasan pelanggan                                            5
KESIMPULAN                                                                                          6
DAFTAR PUSTAKA                                                                                 7










IV


PEMBAHASAN

  1. Perkembangan Gerai Pesaing Pepito Supermarket
Walaupun tidak memiliki pesaing sejenis yang cukup banyak dan jumlah gerai pesaing yang tetap selama tahun 2008-2009 Pepito Supermarket sangat perlu untuk memperhatikan pesaing lainnya untuk bisa mempertahankan eksistensinya di pasar ritel terlebih lagi adanya fluktuasi jumlah kunjungan pelanggan Pepito Supermarket selama tahun 2008 sampai dengan 2009.
  1. Perkembangan jumlah kunjungan konsumen
bahwa selama kurun dua tahun tersebut jumlah kunjungan konsumen Pepito Supermarket berfluktuasi. Hal ini disebabkan karena target pasar yang ditetapkan oleh Pepito Supermarket tidak hanya penduduk lokal ataupun domestik tetapi juga wisatawan mancanegara dan ekspatriat yang mengenal adanya faktor musiman (seasonal) di Bali. Sebagai daerah pariwisata musim-musim di Bali dapat kita bagi menjadi low season, high season dan peak season yang mempengaruhi kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan mancanegara untuk kedatangan ke Bali pada tahun 2008-2009 justru memperlihatkan bahwa kunjungan wisatawan tiap bulannya bila dibandingkan dengan tahun yang berbeda cendrung mengalami peningkatan, kecuali di bulan Februari 2009 yang mengalami sedikit penurunan.
Bila dibandingkan dengan fluktuasi kunjungan wisatawan mancanegara dengan kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Pepito Supermarket, kenaikan jumlah wisatawan yang datang ke Bali, tidak berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Pepito Supermarket, justru sebaliknya jumlah kunjungan cenderung mengalami penurunan. Seperti misalnya pada bulan Januari 2008-2009 jumlah kunjungan wisatawan ke Bali mengalami kenaikan sebesar 17,71% sedangkan kunjungan konsumen ke Pepito Supermarket mengalami penurunan sebesar 5,95%.
Hal ini mengindikasikan bahwa kedatangan wisatawan tidak menjamin semakin banyaknya wisatawan untuk berkunjung ke Pepito Supermarket, karena masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi penurunan kunjungan wisatawan ke Pepito Supermarket seperti: length of stay wisatawan yang berkunjung ke Bali, pilihan destinasi wisata yang berbeda, total expenditure, serta kondisi ekonomi makro lainnya.
  1. Kedatangan Wisatawan Berdasarkan Negara Asal
kunjungan wisatawan ke Bali paling banyak dilakukan oleh wisatawan Australia dengan persentase 17,84%. Selanjutnya diikuti oleh negara seperti Jepang dengan persentase 16,18, China 7,75%, Malaysia 6,68%, Korea Selatan 6,14%, Taiwan 5,96%, Perancis 4,40%, Inggris 4,18%, Jerman 3,75%, Belanda 3,32% dan sisanya beberapa negara dengan persentase kurang dari tiga persen.


1



Berdasarkan pantauan peneliti dan sumber dari manajemen Pepito Supermarket di bagian layanan pelanggan, diperoleh informasi bahwa fluktuasi kunjungan pelanggan dari tahun 2008 sampai dengan 2009 disebabkan karena banyaknya keluhan pelanggan yang diterima oleh Pepito Supermarket, di mana keluhan pelanggan datang dari berbagai jenis permasalahan mulai dari harga, promosi, lokasi, produk, display barang, sampai layanan dan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Pepito Supermarket.
  1. Keluhan pelanggan Pepito Supermarket 2008-2009
keluhan pelanggan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni layanan ritel dan citra toko. Keluhan pelanggan yang tergolong kategori layanan ritel antara lain : fasilitas parkir yang disediakan oleh Pepito Supermarket, layanan pembayaran di kasir yang dinilai oleh pelanggan kurang memuaskan, serta lingkungan fisik toko. Untuk kategori layanan ritel keluhan atas fasilitas parkir paling sering disampaikan oleh pengunjung.
Sedangkan keluhan dari segi citra toko terdiri atas: harga, variasi produk, jam operasional toko, display barang, promosi, atmosfer toko, dan lokasi yang dianggap kurang memuaskan bagi konsumen. Untuk kategori citra toko, hal yang paling sering dikeluhkan oleh pelanggan adalah harga yang relatif mahal. Walaupun sebenarnya setiap perusahaan tidak mengharapkan adanya keluhan konsumen dalam perusahaan, justru menginginkan konsumennya puas namun tetap saja keluhan tersebut selalu datang. Keluhan yang datang pun tidak dapat dianggap sebagai suatu masalah tetapi justru sebagai kritik yang konstruktif bagi perusahaan. Dengan demikian, Pepito Supermarket dituntut untuk menaruh perhatian lebih banyak lagi guna mengurangi keluhan yang diterima terkait layanan ritel dan citra toko tersebut. maka yang menjadi pokok permasalahan secara garis besar adalah bagaimana layanan ritel dan citra toko mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pelanggan dalam sebuah perusahaan ritel yakni Pepito Supermarket.
  1. Kepuasan pelanggan
kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan atau penilaian emosional dari pelanggan atas penggunaan suatu produk barang atau jasa ketika harapan dan kebutuhan terpenuhi. Dengan kata lain, jika konsumen merasa apa yang diperoleh lebih rendah dari yang diharapkan (negatif diskonfirmasi) maka konsumen tersebut akan tidak puas. Jika yang diperoleh konsumen melebihi apa yang diharapkan (positif diskonfirmasi) maka konsumen akan puas, sedangkan pada keadaan ketika apa yang diterima sama dengan yang diharapkan, maka konsumen tersebut akan merasakan tidak puas dan puas.






2

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut.
a. Reliability (Keandalan)
Merupakan kemampuan dari suatu produk usaha perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan.
b. Response to and remedy of problem
Merupakan respon dan cara pemecahan masalah dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi pelanggan.
c. Sales experience
Merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan, khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan pemberian informasi tentang produk.
d. Convenience of Acquisition
Merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. Kepuasan dapat diukur dengan beberapa metode yang dapat digunakan.
beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Sistem keluhan dan saran
Perusahaan meyediakan kotak saran dan keluhan, kartu komentar, customer hot lines, mempekerjakan petugas pengumpulan pendapat atau keluhan untuk pelanggan, sehingga pelanggan leluasa meyampaikan keluhan maupun saran. Sarana informasi ini memungkinkan perusahaan bertindak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.
2. Survey kepuasan konsumen
Metode survey dilakukan perusahaan melalui kuisioner, telepon, e-mail, fax atau dengan wawancara langsung, melalui metode ini maka perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari konsumen. Konsumen akan memberikan pandangan positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para konsumennya.
3. Ghost Shopping
Perusahaan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan sebagai konsumen perusahaan dan pesaing, kemudian melaporkan hasil yang didapat. Metode ini dapat mengamati kekuatan dan kelemahan produk serta pelayanan baik perusahaan sendiri maupun perusahaan pesaing.
4. Lost Customer Analysis
Metode yang terakhir adalah metode lost customer analysis, cara kerja metode ini adalah dengan menghubungi mantan konsumen untuk menanyakan alasan berhenti membeli dan pindah ke produk pesaing sehingga perusahaan dapat mengambil kebijakan perbaikan.

3

Persepsi tentang layanan ritel tersebut diukur berdasarkan indikatorindikator sebagai berikut.
(1)   Lingkungan toko yang bersih
penilaian pelanggan terhadap lingkungan Pepito Supermarket yang terkait dengan kebersihan toko baik lingkungan di dalam maupun di luar toko.
     (2) Jam operasional toko yang sesuai dengan pengumuman yang terpasang penilaian pelanggan tentang jam operasional (buka tutup) toko yang sesuai dengan pengumuman yang telah terpasang di depan toko.
     (3) Kasir yang cepat dalam melayani pembayaran
Penilaian pelanggan tentang kecepatan kasir dalam melayani pembayaran dari pelanggan, mulai dari antrian pembayaran dan fasilitas lain yang ada hubungannya dengan kecepatan transaksi seperti menerima pembayaran dengan kartu debet maupun kredit.
     (4) Fasilitas parkir yang luas
penilaian pelanggan tentang fasilitas parkir yang luas sehingga pelanggan dengan mudah dapat memarkirkan kendaraannya baik berupa mobil, bus, dan sepeda motor.
     (5) Lay out toko yang memudahkan menemukan barang yang dibutuhkan
lay out toko yang teratur sehingga memudahkan pelanggan untuk mencari dan menemukan barang yang diinginkan.




4

Persepsi tentang kepuasan pelanggan tersebut diukur berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut.
(1)   Kepuasan menyeluruh terhadap barang yang ditawarkan
penilaian pelanggan terhadap kepuasan yang dirasakan tentang barangbarang yang ditawarkan oleh perusahaan.
(2)   Kepuasan terhadap layanan yang diberikan
Penilaian pelanggan mengenai kepuasan atas keseluruhan layanan yang diberikan terkait dengan layanan yang diberikan oleh staf dan manajemen Pepito Supermarket mulai dari konsumen tersebut datang kemudian berbelanja hingga pulang dari Pepito Supermarket.
(3)   Kepuasan secara umum
penilaian pelanggan secara umum mengenai kesesuaian antara harapan dan kinerja yang dirasakan dari Pepito Supermarket.
       4) Loyalitas pelanggan
Loyalitas pelanggan menunjukkan kecenderungan pelanggan untuk menggunakan suatu merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi. Ini berarti loyalitas selalu berkaitan dengan preferensi pelanggan dan pembelian.






5
KESIMPULAN

Pengaruh layanan ritel, citra toko terhadap kepuasan dan loyalitas yang menghasilkan pengaruh positif dan signifikan, Kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan emosional pelanggan ketika berbelanja sehingga akan dapat menimbulkan impulsive buying lebih banyak lagi, meningkatkan kinerja yang melekat pada atribut produk, seperti harga yang reasonable dan packaging yang menarik. Selanjutnya peningkatan kepuasan pelanggan juga dapat dilakukan dengan memelihara kejujuran, di mana selalu memberikan kualitas produk dan layanan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pelanggan.
Pepito Supermarket menyadari bahwa kepuasan dan loyalitas sangat perlu dipertahankan oleh perusahaan karena dapat membantu mencapai tujuan jangka panjang perusahaan (profitabilitas). Mempertahankan pelanggan yang telah ada sangat membantu perusahaan untuk mencapai profitabilitas perusahaan ke arah yang lebih baik, sehingga sangat perlu dipikirkan cara-cara atau langkah strategis untuk meningkatkan loyalitas dan mengikat para pelanggan agar tidak beralih. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: membuat program loyalty yang lebih menarik lagi seperti jalan santai dan lomba-lomba dalam rangka menyambut ulang tahun Pepito Supermarket atau program diskon pada saat pelanggan berulang tahun, corporate social responsibility yang melibatkan internal perusahaan, pihak-pihak luar yang berkaitan serta para pelanggan Pepito Supermarket itu sendiri. Dengan demikian Pepito Supermarket selain dapat mempertahankan para pelanggannya (peningkatan profitabilitas) juga secara tidak langsung dapat membangun citra positif di mata publik.
Pelanggan mancanegara memiliki tuntutan yang lebih besar terhadap Pepito Supermarket atas layanan ritel dan citra toko yang diterapkan oleh Pepito Supermarket dibandingkan kelompok pelanggan domestik. Seperti misalnya untuk layanan ritel, Pepito Supermarket dapat menambahkan layanannya kepada pelanggan yang tidak ditawarkan oleh pesaing seperti : layanan akses internet (Free Wifi), gift wrapping, dan layanan delivery order dengan pembelanjaan minimum. Dengan layanan-layanan tambahan seperti itu, diharapkan pelanggan mancanegara akan merasa lebih terpuaskan dan pada akhirnya dapat menjadi pelanggan yang loyal bagi perusahaan.
Dengan semakin kompetitifnya persaingan, Pepito Supermarket perlu melakukan benchmarking terhadap perusahaan-perusahaan lain yang sejenis atau para pesaing guna meningkatkan layanan ritel dan citra toko yang telah dimilikinya. Dengan demikian Pepito Supermarket dapat mempertahankan eksistensinya di pasar ritel. Benchmarking dapat dilakukan pada perusahaan ternama seperti Ranch Market dan Kemchicks di Jakarta, yang telah memiliki layanan ritel dan citra toko yang baik tidak hanya di Indonesia bahkan juga terkenal di dunia internasional. Untuk di Bali sendiri, Pepito Supermarket dapat melakukan benchmarking terhadap pesaing ketatnya di Bali yakni Bali Deli yang sangat terkenal karena memiliki manajemen penanganan keluhan yang baik. Sehingga keluhan pelanggan terkait layanan ritel dan citra toko yang selama ini tidak dikelola dengan baik oleh Pepito Supermarket dapat diatasi dan dikurangi.



6


DAFTAR PUSTAKA






















7


Softskill Perekonomian Indonesia

PENGARUH BISNIS RETAIL TERHADAP PENDAPATAN DAERAH DAN NASIONAL
PT Hero Supermarket Tbk (HERO)

Bandung




Nama            : Ester Valentin
Kelas             : 1EB18
NPM             : 22213984

PEREKONOMIAN INDONESIA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014





PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen untuk pengunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Keberhasilan dalam pasar Retail yang kompetitif, pelaku Retail harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pelaku Retail terhadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam operasionalnya pelaku Retail menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa. Menjalankan fungsi memecah maupun menambah nilai produk,  secara keseluruhan pengelola bisnis Retail membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, maupun operasional. Sehinga pelaku Retail dapat memahami secara penuh tentang lingkup bisnis Retailnya, cara strategi pengembangannya dan Memanajemen bisnisnya.
Industri Retail semakin berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha serta  kebutuhan konsumen. Siap atau tidak, Retail di Indonesia akan menghadapi persaingan yang demikian sengit. Apalagi dengan semakin maraknya Retail asing di Indonesia yang punya kekuatan merek dan dana yang “tak terbatas”. Oleh karenanya Retail di Indonesia perlu mewaspadai atau memahami berbagai tren yang akan terjadi pada dunia Retail di masa depan. Berikut adalah 10 hal yang bisa menentukan masa depan Retail.
Bisnis ritel makin populer belakangan ini. Namun, dengan dibukanya keran perdagangan bebas dengan Cina, pasar ritel lokal banyak yang gulung tikar. Bagaimana strategi yang efektif dalam mengelola bisnis ritel sehingga tak tergerus oleh serbuan ritel asing?. Bisnis ritel atau bisnis eceran adalah bisnis yang menyalurkan barang maupun jasa kepada pengguna akhir. Segmen bisnis ritel sangat luas, mulai dari segmen bawah hingga masyarakat kelas atas karena produk yang ditawarkan pun sangat beragam. Akan tetapi, bisnis ritel ternyata tak semudah yang dibayangkan. Dominasi merek terkenal dan modal yang tak terbatas serta serbuan ritel asing dapat menjadi faktor sebuah bisnis ritel tutup buku. Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memelihara bisnis ritel yang sudah berjalan.
Orang-orang yang tertarik untuk memulai sebuah toko ritel perlu memastikan bahwa mereka berada dalam posisi untuk benar-benar membuat toko sukses. Hal ini terutama berlaku di zaman ekonomi sulit ketika banyak perusahaan yang berjuang untuk tetap bertahan. Ada banyak hal untuk mempertimbangkan untuk menentukan apakah suatu bisnis akan dapat melakukannya dengan baik sekarang termasuk lokasi dan jenis usaha ritel yang Anda tertarik untuk memulai. Namun, pertanyaan yang benar apakah atau tidak bisnis Anda akan melakukannya dengan baik memiliki kurang untuk melakukan dengan toko dan banyak lagi dengan Anda. Tanyakan pada diri Anda jika Anda memiliki lima berikut harus-memiliki kualitas untuk menjalankan sebuah toko ritel yang sukses.



i




Pada 2009 satu lagi ritel asing yaitu Grup Lotte dari Korea Selatan masuk ke Indonesia, dengan mengakuisisi Makro yang sebelumnya dimiliki oleh SHV Holding dari Belanda senilai US$ 223 juta. Setelah diakuisisi kini Makro berubah menjadi Lotte Mart. Grup Lotte manjalankan bisnis ritel sejak 1979, mengoperasikan lebih dari 90 gerai di berbagai negara diantaranya Cina, Rusia, Vietnam, dan India. Peta persaingan ritel semakin ketat, setelah 40% saham Carrefour yang merupakan leader hypermarket diakuisisi oleh CT Corporation anak perusahaan Grup Para dengan nilai sekitar US$ 350 juta pada 2010. Grup Para milik Chairul Tanjung, seorang pengusaha lokal yang lebih dulu sudah menguasai bisnis televisi, perbankan, asuransi, pembiayaan dan sebagainya.     
Dalam lima tahun terakhir peningkatan omset ritel modern cukup pesat, hal ini juga didukung oleh pertumbuhan jumlah ritel yang pesat yaitu mencapai 18.152 gerai pada 2011, dibandingkan 10.365 gerai pada 2007. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10-15% per tahun. Penjualan ritel pada 2006 masih sebesar Rp 49 triliun, namun melesat hingga mencapai Rp 100 triliun pada 2010. Sedangkan pada 2011 pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama yaitu 10%-15% atau mencapai Rp 110 triliun, menyusul kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat yang relatif bagus. Jumlah pendapatan terbesar merupakan konstribusi dari hypermarket, kemudian disusul oleh minimarket dan supermarket.
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 230 juta merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel modern. Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis ritel modern dengan format hypermarket, supermarket dan minimarket menjamur, menyusul maraknya pembangunan mall atau pusat perbelanjaan di kota-kota besar. Peritel besar seperti hypermarket dan department store menjadi anchor tenant yang dapat menarik minat pengunjung. Bahkan kini bisnis ritel mulai merambah ke kota-kota kabupaten terutama jenis supermarket dan minimarket. Saat ini bisnis ritel tumbuh pesat di pinggiran kota, mengingat lokasi permukiman banyak di daerah tersebut.
Dengan dibukanya pintu masuk bagi para peritel asing sebagaimana Keputusan Presiden No. 118/2000 yang telah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal Asing (PMA), maka sejak itu ritel asing mulai marak masuk ke Indonesia.  Masuknya ritel asing dalam bisnis ini, menunjukkan bisnis ini sangat menguntungkan. Namun di sisi lain, masuknya hypermarket asing yang semakin ekspansif memperluas jaringan gerainya, dapat menjadi ancaman bagi peritel lokal. Peritel asing tidak hanya membuka gerai di Jakarta saja, misalnya Carrefour dalam lima tahun belakangan sudah merambah ke luar Jakarta termasuk ke Yogyakarta, Surabaya, Palembang dan Makassar. Namun saat ini di wilayah DKI pemberian izin minimarket diperketat karena sudah terlalu banyak.
Keadaan ini mendorong peritel lokal yang sudah lebih dulu menguasai pasar, misalnya Matahari Group yang sebelumnya kuat pada bisnis department store, mengembangkan usahanya memasuki bisnis hypermarket. Demikian juga Hero yang sebelumnya kuat dalam bisnis supermarket, akhirnya ikut bersaing dalam bisnis hypermarket. Bahkan Hero mengubah sejumlah gerai supermarketnya menjadi format hypermarket.
Hingga saat ini, pangsa pasar modern mencapai 30%, sedangkan pasar tradisional menguasai sekitar 70%.

ii






Hal ini menunjukkan peluang bisnis ritel (pasar modern) cukup menjanjikan, setiap tahun selalu muncul dan berdiri gerai baru ritel di kota-kota besar.
Saat ini pengusah ritel mulai melebarkan sayap diluar pulau Jawa seperti Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan Maluku.  Sementara itu, peritel besar seperti Carrefour dan Giant memiliki pasar ritel lebih luas dibandingkan competitor lain, sebab selain bermain di segmen hypermarket, kedua peritel ini juga bersaing di segmen supermarket.
Dengan membaiknya ekonomi Indonesia ditahun mendatang diperkirakan akan semakin banyak peritel asing masuk ke Indoneisa, demikian juga pemain lama menjadi semakin ekspansif menggarap setiap potensi pasar yang ada. Akibatnya persaingan akan semakin ketat menyebabkan semua pemain berusaha keras menjalankan berbagai strategi untuk mengalahkan persaingan yang kadang menjadi tidak fair lagi.



  



iii

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang                                                                                                         i
PEMBAHASAN
  • Pengertian bisnis retail                                                                                 1
  • Pengaruh Bisnis Retail Terhadap Pendapatan Daerah Dan Nasional      2
  • Pendapatan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) Tahun 2011-2012         3
  • Perkembangan jumlah gerai                                                                        4
KESIMPULAN                                                                                                      5
DAFTAR PUSTAKA                                                                                             6








IV

PEMBAHASAN
1.1  Pengertian bisnis retail
Eceran atau disebut pula ritel (bahasa Inggris: retail) adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula sebagai pengecer. Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara langsung ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil.
1.2  bisnis retail yang ada dibandung
Persaingan di sektor ritel di Kota Bandung kian ketat ditandai dengan ekspansi perusahaan ritel mo­dern. Matahari, misalnya, kemarin membuka gerai baru PT Hero Supermarket Tbk (HERO) dengan investasi Rp20 miliar. Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar Henri Hendarta menyambut baik kehadiran gerai baru ritel modern di Kota Bandung yang bisa dianggap sebagai tanda masih potensialnya pasar di kota ini. Kehadiran gerai-gerai baru, kata­nya, membuat konsumen memiliki pilihan toko dan produk yang semakin banyak. Namun di sisi lain, kehadiran gerai baru otomatis akan menambah ketat persaing­an usaha di bidang ritel.  pada tahun ini sebagian pengusaha ritel gagal mencapai target penjualan karena semakin tingginya pertumbuhan gerai ritel. penambahan gerai untuk kategori minimarket yang bisa semakin dekat dengan pengguna pada akhirnya bisa berdampak negatif terhadap penjualan gerai supermarket dan hipermarket. PT Hero Supermarket Tbk (HERO)  membuka cabang dengan investasi Rp20 miliar.
Investasi sebesar itu, katanya, digunakan untuk berbagai keperluan, seperti sewa tempat, penyediaan produk, dan lain-lain. Setidaknya untuk membuka satu cabang kami membutuhkan sekitar Rp20 triliunmelakukan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) npenambahan cabang di Kota Kembang karena melihat pangsa pasar di kota tersebut sangat potensial. Buktinya penjualan produk-produk pakaian di factory outlet (FO), distribution outlet (distro), dan gerai-gerai pakaian di Bandung sangat tinggi dari waktu ke waktu. Selama ini, banyak investor yang melirik pusat Kota Bandung, sedangkan daerah pinggiran belum tergarap. Beberapa kawasan di Kota Ban­dung, seperti daerah selatan ataupun timur, masih belum terjamah oleh pengusaha ritel modern. Selain di Bandung PT Hero Supermarket Tbk (HERO)  hingga akhir tahun ini akan membuka gerai tambahan di beberapa wilayah yang dinilai prospektif, seperti Bekasi, Bengkulu, dan Batam.
Untuk memasok dagangan telah bekerja sama dengan 1.200 vendor, baik lokal maupun multinasional. lebih memfokuskan ekspansi bisnisnya ke luar Kota Bandung. Hal itu disebabkan karakteristik warga kota lebih memilih berbelanja di hipermarket daripada ke minimarket. Saat ini, lanjutnya, gerai yang ada di Kota Bandung berjumlah sekitar 100 gerai. Adapun di luar kota, seperti Kabupaten Bandung atau wilayah Priangan Timur, jumlahnya mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan gerai di Kota Bandung. Untuk mengembangkan usaha ritel, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) saat ini terkendala regulasi yang ditetapkan pemerintah daerah (pemda) setempat.

1


1.3  Pengaruh Bisnis Retail Terhadap Pendapatan Daerah Dan Nasional
Stabilitas ekonomi berarti bahwa jumlah uang yang tersedia dalam sistem ekonomi dan jumlah barang serta jasa yang diproduksi dalam sistem tersebut tumbuh kira-kira pada tingkat yang sama. Ancaman utama pada stabilitas ekonomi yaitu inflasi dan pengangguran. Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis.
Inflasi terjadi bila kenaikan harga di seluruh sistem ekonomi. Untuk mengukur inflasi, dapat berpaling melihat ke CPI/ Consumer Price Index: Ukuran harga produk-produk tertentu yang dibeli konsumen yang tinggal di daerah perkotaan Rumus angka inflasi Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis
Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis 1) Inflasi Ringan (Creeping Inflation) Inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun 2) Inflasi Sedang Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun 3) Inflasi Berat Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun 4) Hiper Inflasi Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. Menurut tingkat laju inflasi, meliputi:
Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis Inflasi berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku :
  • Inflasi tarikan Permintaan, inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.
  • Inflasi Desakan Biaya, inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi yang meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang (inflasi).
Pemerintah mengelola ekonomi melalui 2 perangkat kebijakan. 1. Pemerintah mengelola penagihan dan pengeluaran pendapatannya melalui kebijakan fiskal (seperti kenaikan pajak). 2. Kebijakan moneter berfokus pada pengendalian ukuran pasokan uang negara. Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang diterapkan secara bersama-sama membentuk kebijakan stabilisasi. Kebijakan stabilisasi adalah kebijakan perekenonomian pemerintah yang tujuannya adalah memuluskan fluktuasi dalam output dan pengangguran serta menstabilkan harga Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis




2


Pendapatan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) Tahun 2011-2012
Perusahaan ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) pada tahun 2012 meraih kenaikan pendapatan menjadi Rp10,5 triliun dari Rp8,9 triliun pada tahun 2011.Demikian mengutip keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Jumat (22/2//2013). Namun perseroan mengalami kenaikan beban pokok penjualan menjadi Rp8,07 triliun dari Rp6,8 triliun. Laba kotor perseroan naik menjadi Rp2,4 triliun dari Rp2,1 triliun. Kenaikan juga terjadi pada laba usaha menjadi Rp441,2 miliar dari Rp383,8 miliar. Meskipun beban umum juga naik menjadi Rp1,7 triliun dari 1,5 triliun. Laba bersih perseroan terkerek menjadi Rp302,7 miliar dari Rp273 miliar. Untuk beban pajak penghasilan naik Rp98,8 miliar dari Rp88,5 miliar. Perseroan mengalami kenaikan aset mencapai Rp5,2 triliun dari Rp3,7 triliun per 31 Desember 2011. Perseroan telah menambah 97 toko baru selama tahun 2012.
Sementara itu laba usaha underlying PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) sepanjang tahun lalu menjadi Rp420 miliar atau turun 5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena Peningkatan beban usaha karena kenaikan upah minimum dan inflasi.laba usaha underlying dan laba tahun berjalan underlying adalah angka yang dicatatkan perseroan tanpa hasil penjualan properti kantor pusat pada November 2013 senilai Rp452,5 miliar. Laba usaha turun 5% karena dipengaruhi tekanan biaya termasuk kenaikan upah minimum, sementara laba tahun berjalan meningkat ditunjang biaya bunga pinjaman yang rendah Adapun, jumlah aset perseroan per 31 Desember 2013 meningkat dari Rp5,27 triliun di 2012 menjadi Rp7,75 triliun dengan jumlah liabilitas jangka pendek sebanyak Rp2,24 triliun dan jumlah ekuitas sebanyak Rp5,35 triliun. Selain itu, kas dan setara kas perseroan berada pada posisi Rp1,32 triliun.


3


Perkembangan jumlah gerai
Dalam periode lima tahun terakhir dari 2007-2011 jumlah gerai usaha ritel di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 17,57% per tahun.  Pada 2007 jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebesar 10.365 gerai, kemudian pada 2011 diperkirakan akan mencapai 18.152 gerai yang tersebar di hampir seluruh kota-kota di Indonesia.  Jumlah gerai hypermarket dari hanya 99 pada 2007 meningkat menjadi 154 pada 2010. Sementara hingga akhir 2011 diperkirakan akan bertambah menjadi 167 gerai.
Sedangkan pertumbuhan jumlah supermarket relatif menurun. Jika pada 2007 tercatat 1.377 gerai maka pada 2010 mengalami penurunan menjadi sekitar 1.230. Penurunan tersebut disebabkan beberapa supermarket terpaksa tutup karena kelah bersaing dengan minimarket. Sementara sebagian gerai supermarket diubah menjadi gerai hypermarket.
Kenaikan jumlah gerai ritel terutama dipicu oleh pertumbuhan gerai minimarket yang fenomenal.  Jika pada 2007 total gerai minimarket hanya 8.889 maka pada 2010 melonjak pesat hingga mencapai sekitar 15.538 buah. Sedangkan pada 2011 diperkirakan akan meningkat menjadi 16.720 gerai. Pertumbuhan bisnis minimarket ini didominasi oleh pertumbuhan outlet Indomaret dan Alfamart, dengan frekuensi pertambahan jaringan relatif cepat dan penyebaran yang cukup luas, baik melalui pola pengelolaan sendiri (reguler) maupun melalui sistem waralaba (franchise).



4
KESIMPULAN

Dalam ritel, pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya namun juga diperlukan pengembangan semua hal didalam toko baik yang bisa diukur maupun yang tidak bisa diukur yang dapat dilakukan untuk memuaskan pelanggan. Mengerti dampak dari citra merk produk, dan bagaimana sebuah toko harusnya diposisikan, adalah sangat penting dalam membangun figur toko. Banyak toko yang berhasil mencapai target penjualan mereka dengan menawarkan produk bermerk yang bagus dan disukai konsumen dalam pilihan produk yang luas. Namun, itu saja tidak cukup untuk menciptakan citra toko yang unik di pikiran konsumen. Agar bisa menaikan pendapatan yang diperoleh baik pendapatan daerah maupun yang nasional untuk menambah pendapatan bisa menggunakan bermacam cara seperti harus memiliki strategi Pemasarannya sendiri sebelum mereka menjalankan ataupun memasarkan produk/jasanya.
Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi dan keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan lingkungan makro perusahaan. Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.
Adapun penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kepada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada perusahaan besar.
            Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat dipastikan perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah persaingannya. Ekonomi global memang dapat berubah dengan sangat cepat. Akibatnya, beberapa industri dan bisnis juga mengalami hal serupa dalam beberapa tahun saja. Namun sejauh ini industri ritel justru menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dalam waktu lama. Seperti dikutip dari The Richest, Sabtu (14/12/2013), bisnis ritel yang biasanya fokus di bidang barang dan makanan minuman merupakan salah satu bagian penting dari ekonomi global. Meski proses bisnisnya cenderung sederhana, tetapi bisnis ritel mampu memberikan keuntungan besar bagi para pemiliknya.
Tak hanya itu, bisnis ritel juga dapat menjamur dengan mudah di beberapa negara. Tak heran sejumlah bisnis ritel mampu menuliskan namanya di berbagai pelosok dunia. Dengan potensi bisnis yang besar, keuntungan dan pendapatan yang diperoleh perusahaan juga berkembang pesat setiap tahunnya.




5
DAFTAR PUSTAKA

http://hindystreet.blogspot.com/2012/10/makalah-bisnis-retail.html




















6