PENGARUH
BISNIS RETAIL TERHADAP PENDAPATAN DAERAH DAN NASIONAL
PT
Hero Supermarket Tbk (HERO)
Bandung
Nama : Ester Valentin
Kelas : 1EB18
NPM : 22213984
PEREKONOMIAN
INDONESIA
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Bisnis Retail
merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan
pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen untuk pengunaan
yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Keberhasilan dalam
pasar Retail yang kompetitif, pelaku Retail harus dapat menawarkan produk yang
tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang tepat pula. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap pelaku Retail terhadap karakteristik target pasar atau
konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam
operasionalnya pelaku Retail menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu
konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa. Menjalankan fungsi memecah
maupun menambah nilai produk, secara
keseluruhan pengelola bisnis Retail membutuhkan implementasi fungsi-fungsi
manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumberdaya
manusia, maupun operasional. Sehinga pelaku Retail dapat memahami secara penuh
tentang lingkup bisnis Retailnya, cara strategi pengembangannya dan Memanajemen
bisnisnya.
Industri Retail
semakin berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha
serta kebutuhan konsumen. Siap atau
tidak, Retail di Indonesia akan menghadapi persaingan yang demikian sengit.
Apalagi dengan semakin maraknya Retail asing di Indonesia yang punya kekuatan
merek dan dana yang “tak terbatas”. Oleh karenanya Retail di Indonesia perlu
mewaspadai atau memahami berbagai tren yang akan terjadi pada dunia Retail di
masa depan. Berikut adalah 10 hal yang bisa menentukan masa depan Retail.
Bisnis ritel
makin populer belakangan ini. Namun, dengan dibukanya keran perdagangan bebas
dengan Cina, pasar ritel lokal banyak yang gulung tikar. Bagaimana strategi
yang efektif dalam mengelola bisnis ritel sehingga tak tergerus oleh serbuan
ritel asing?. Bisnis ritel atau bisnis eceran adalah bisnis yang menyalurkan
barang maupun jasa kepada pengguna akhir. Segmen bisnis ritel sangat luas,
mulai dari segmen bawah hingga masyarakat kelas atas karena produk yang
ditawarkan pun sangat beragam. Akan tetapi, bisnis ritel ternyata tak semudah
yang dibayangkan. Dominasi merek terkenal dan modal yang tak terbatas serta
serbuan ritel asing dapat menjadi faktor sebuah bisnis ritel tutup buku.
Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memelihara bisnis ritel
yang sudah berjalan.
Orang-orang yang
tertarik untuk memulai sebuah toko ritel perlu memastikan bahwa mereka berada
dalam posisi untuk benar-benar membuat toko sukses. Hal ini terutama berlaku di
zaman ekonomi sulit ketika banyak perusahaan yang berjuang untuk tetap
bertahan. Ada banyak hal untuk mempertimbangkan untuk menentukan apakah suatu
bisnis akan dapat melakukannya dengan baik sekarang termasuk lokasi dan jenis
usaha ritel yang Anda tertarik untuk memulai. Namun, pertanyaan yang benar
apakah atau tidak bisnis Anda akan melakukannya dengan baik memiliki kurang
untuk melakukan dengan toko dan banyak lagi dengan Anda. Tanyakan pada diri
Anda jika Anda memiliki lima berikut harus-memiliki kualitas untuk menjalankan
sebuah toko ritel yang sukses.
i
Pada 2009 satu
lagi ritel asing yaitu Grup Lotte dari Korea Selatan masuk ke Indonesia, dengan
mengakuisisi Makro yang sebelumnya dimiliki oleh SHV Holding dari Belanda
senilai US$ 223 juta. Setelah diakuisisi kini Makro berubah menjadi Lotte Mart.
Grup Lotte manjalankan bisnis ritel sejak 1979, mengoperasikan lebih dari 90
gerai di berbagai negara diantaranya Cina, Rusia, Vietnam, dan India. Peta
persaingan ritel semakin ketat, setelah 40% saham Carrefour yang merupakan
leader hypermarket diakuisisi oleh CT Corporation anak perusahaan Grup Para
dengan nilai sekitar US$ 350 juta pada 2010. Grup Para milik Chairul Tanjung,
seorang pengusaha lokal yang lebih dulu sudah menguasai bisnis televisi,
perbankan, asuransi, pembiayaan dan sebagainya.
Dalam lima tahun
terakhir peningkatan omset ritel modern cukup pesat, hal ini juga didukung oleh
pertumbuhan jumlah ritel yang pesat yaitu mencapai 18.152 gerai pada 2011,
dibandingkan 10.365 gerai pada 2007. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel
Indonesia (Aprindo) pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10-15% per
tahun. Penjualan ritel pada 2006 masih sebesar Rp 49 triliun, namun melesat
hingga mencapai Rp 100 triliun pada 2010. Sedangkan pada 2011 pertumbuhan ritel
diperkirakan masih sama yaitu 10%-15% atau mencapai Rp 110 triliun, menyusul
kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat yang relatif bagus. Jumlah
pendapatan terbesar merupakan konstribusi dari hypermarket, kemudian disusul
oleh minimarket dan supermarket.
Indonesia dengan
jumlah penduduk sekitar 230 juta merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel
modern. Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis ritel modern dengan format
hypermarket, supermarket dan minimarket menjamur, menyusul maraknya pembangunan
mall atau pusat perbelanjaan di kota-kota besar. Peritel besar seperti
hypermarket dan department store menjadi anchor tenant yang dapat menarik minat
pengunjung. Bahkan kini bisnis ritel mulai merambah ke kota-kota kabupaten
terutama jenis supermarket dan minimarket. Saat ini bisnis ritel tumbuh pesat
di pinggiran kota, mengingat lokasi permukiman banyak di daerah tersebut.
Dengan dibukanya
pintu masuk bagi para peritel asing sebagaimana Keputusan Presiden No. 118/2000
yang telah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal
Asing (PMA), maka sejak itu ritel asing mulai marak masuk ke Indonesia. Masuknya ritel asing dalam bisnis ini,
menunjukkan bisnis ini sangat menguntungkan. Namun di sisi lain, masuknya
hypermarket asing yang semakin ekspansif memperluas jaringan gerainya, dapat
menjadi ancaman bagi peritel lokal. Peritel asing tidak hanya membuka gerai di
Jakarta saja, misalnya Carrefour dalam lima tahun belakangan sudah merambah ke
luar Jakarta termasuk ke Yogyakarta, Surabaya, Palembang dan Makassar. Namun
saat ini di wilayah DKI pemberian izin minimarket diperketat karena sudah
terlalu banyak.
Keadaan ini
mendorong peritel lokal yang sudah lebih dulu menguasai pasar, misalnya
Matahari Group yang sebelumnya kuat pada bisnis department store, mengembangkan
usahanya memasuki bisnis hypermarket. Demikian juga Hero yang sebelumnya kuat
dalam bisnis supermarket, akhirnya ikut bersaing dalam bisnis hypermarket.
Bahkan Hero mengubah sejumlah gerai supermarketnya menjadi format hypermarket.
Hingga saat ini,
pangsa pasar modern mencapai 30%, sedangkan pasar tradisional menguasai sekitar
70%.
ii
Hal ini
menunjukkan peluang bisnis ritel (pasar modern) cukup menjanjikan, setiap tahun
selalu muncul dan berdiri gerai baru ritel di kota-kota besar.
Saat ini
pengusah ritel mulai melebarkan sayap diluar pulau Jawa seperti Sumatra,
Sulawesi, Kalimantan dan Maluku.
Sementara itu, peritel besar seperti Carrefour dan Giant memiliki pasar
ritel lebih luas dibandingkan competitor lain, sebab selain bermain di segmen
hypermarket, kedua peritel ini juga bersaing di segmen supermarket.
Dengan
membaiknya ekonomi Indonesia ditahun mendatang diperkirakan akan semakin banyak
peritel asing masuk ke Indoneisa, demikian juga pemain lama menjadi semakin
ekspansif menggarap setiap potensi pasar yang ada. Akibatnya persaingan akan
semakin ketat menyebabkan semua pemain berusaha keras menjalankan berbagai
strategi untuk mengalahkan persaingan yang kadang menjadi tidak fair lagi.
iii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar
Belakang i
PEMBAHASAN
- Pengertian bisnis retail 1
- Pengaruh Bisnis Retail Terhadap
Pendapatan Daerah Dan Nasional 2
- Pendapatan PT Hero Supermarket Tbk
(HERO) Tahun 2011-2012 3
- Perkembangan jumlah gerai 4
KESIMPULAN 5
DAFTAR
PUSTAKA 6
IV
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian bisnis retail
Eceran atau
disebut pula ritel (bahasa Inggris: retail) adalah salah satu cara pemasaran
produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara
langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis.
Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula sebagai
pengecer. Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang ataupun produk
dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara langsung
ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil.
1.2 bisnis retail yang ada dibandung
Persaingan di
sektor ritel di Kota Bandung kian ketat ditandai dengan ekspansi perusahaan
ritel modern. Matahari, misalnya, kemarin membuka gerai baru PT Hero
Supermarket Tbk (HERO) dengan investasi Rp20 miliar. Sekretaris Asosiasi
Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar Henri Hendarta menyambut baik
kehadiran gerai baru ritel modern di Kota Bandung yang bisa dianggap sebagai
tanda masih potensialnya pasar di kota ini. Kehadiran gerai-gerai baru,
katanya, membuat konsumen memiliki pilihan toko dan produk yang semakin
banyak. Namun di sisi lain, kehadiran gerai baru otomatis akan menambah ketat
persaingan usaha di bidang ritel. pada
tahun ini sebagian pengusaha ritel gagal mencapai target penjualan karena
semakin tingginya pertumbuhan gerai ritel. penambahan gerai untuk kategori
minimarket yang bisa semakin dekat dengan pengguna pada akhirnya bisa berdampak
negatif terhadap penjualan gerai supermarket dan hipermarket. PT Hero
Supermarket Tbk (HERO) membuka cabang dengan
investasi Rp20 miliar.
Investasi
sebesar itu, katanya, digunakan untuk berbagai keperluan, seperti sewa tempat,
penyediaan produk, dan lain-lain. Setidaknya untuk membuka satu cabang kami membutuhkan
sekitar Rp20 triliunmelakukan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) npenambahan cabang di
Kota Kembang karena melihat pangsa pasar di kota tersebut sangat potensial. Buktinya
penjualan produk-produk pakaian di factory outlet (FO), distribution outlet (distro),
dan gerai-gerai pakaian di Bandung sangat tinggi dari waktu ke waktu. Selama
ini, banyak investor yang melirik pusat Kota Bandung, sedangkan daerah
pinggiran belum tergarap. Beberapa kawasan di Kota Bandung, seperti daerah
selatan ataupun timur, masih belum terjamah oleh pengusaha ritel modern. Selain
di Bandung PT
Hero Supermarket Tbk (HERO) hingga akhir
tahun ini akan membuka gerai tambahan di beberapa wilayah yang dinilai
prospektif, seperti Bekasi, Bengkulu, dan Batam.
Untuk memasok
dagangan telah bekerja sama dengan 1.200 vendor, baik lokal maupun
multinasional. lebih memfokuskan ekspansi bisnisnya ke luar Kota Bandung. Hal
itu disebabkan karakteristik warga kota lebih memilih berbelanja di hipermarket
daripada ke minimarket. Saat ini, lanjutnya, gerai yang ada di Kota Bandung
berjumlah sekitar 100 gerai. Adapun di luar kota, seperti Kabupaten Bandung
atau wilayah Priangan Timur, jumlahnya mencapai dua kali lipat dibandingkan
dengan gerai di Kota Bandung. Untuk mengembangkan usaha ritel, PT Hero
Supermarket Tbk (HERO) saat ini terkendala regulasi yang ditetapkan pemerintah
daerah (pemda) setempat.
1
1.3 Pengaruh Bisnis Retail Terhadap Pendapatan Daerah
Dan Nasional
Stabilitas
ekonomi berarti bahwa jumlah uang yang tersedia dalam sistem ekonomi dan jumlah
barang serta jasa yang diproduksi dalam sistem tersebut tumbuh kira-kira pada
tingkat yang sama. Ancaman utama pada stabilitas ekonomi yaitu inflasi dan
pengangguran. Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis.
Inflasi terjadi
bila kenaikan harga di seluruh sistem ekonomi. Untuk mengukur inflasi, dapat
berpaling melihat ke CPI/ Consumer Price Index: Ukuran harga produk-produk
tertentu yang dibeli konsumen yang tinggal di daerah perkotaan Rumus angka
inflasi Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis
Pengaruh kondisi
perekonomian terhadap bisnis 1) Inflasi Ringan (Creeping Inflation) Inflasi
yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun 2) Inflasi Sedang Inflasi yang
tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun 3) Inflasi Berat Inflasi yang tingkatannya
berada diantara 30% - 100% setahun 4) Hiper Inflasi Inflasi yang tingkat
keparahannya berada di atas 100% setahun. Menurut tingkat laju inflasi,
meliputi:
Pengaruh kondisi perekonomian terhadap
bisnis Inflasi berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga
yang berlaku :
- Inflasi
tarikan Permintaan, inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian
berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat
pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang
melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.
- Inflasi
Desakan Biaya, inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang
dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan
menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikan
produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada
pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi ini.
Langkah ini mengakibatkan biaya produksi yang meningkat, yang akhirnya
akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang (inflasi).
Pemerintah
mengelola ekonomi melalui 2 perangkat kebijakan. 1. Pemerintah mengelola
penagihan dan pengeluaran pendapatannya melalui kebijakan fiskal (seperti
kenaikan pajak). 2. Kebijakan moneter berfokus pada pengendalian ukuran pasokan
uang negara. Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis
Kebijakan fiskal
dan kebijakan moneter yang diterapkan secara bersama-sama membentuk kebijakan
stabilisasi. Kebijakan stabilisasi adalah kebijakan perekenonomian pemerintah
yang tujuannya adalah memuluskan fluktuasi dalam output dan pengangguran serta
menstabilkan harga Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis
2
Pendapatan
PT Hero Supermarket Tbk (HERO) Tahun 2011-2012
Perusahaan ritel
PT Hero Supermarket Tbk (HERO) pada tahun 2012 meraih kenaikan pendapatan
menjadi Rp10,5 triliun dari Rp8,9 triliun pada tahun 2011.Demikian mengutip
keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Jumat (22/2//2013). Namun perseroan
mengalami kenaikan beban pokok penjualan menjadi Rp8,07 triliun dari Rp6,8
triliun. Laba kotor perseroan naik menjadi Rp2,4 triliun dari Rp2,1 triliun. Kenaikan
juga terjadi pada laba usaha menjadi Rp441,2 miliar dari Rp383,8 miliar.
Meskipun beban umum juga naik menjadi Rp1,7 triliun dari 1,5 triliun. Laba
bersih perseroan terkerek menjadi Rp302,7 miliar dari Rp273 miliar. Untuk beban
pajak penghasilan naik Rp98,8 miliar dari Rp88,5 miliar. Perseroan mengalami
kenaikan aset mencapai Rp5,2 triliun dari Rp3,7 triliun per 31 Desember 2011. Perseroan
telah menambah 97 toko baru selama tahun 2012.
Sementara itu
laba usaha underlying PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) sepanjang tahun lalu
menjadi Rp420 miliar atau turun 5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena
Peningkatan beban usaha karena kenaikan upah minimum dan inflasi.laba usaha
underlying dan laba tahun berjalan underlying adalah angka yang dicatatkan
perseroan tanpa hasil penjualan properti kantor pusat pada November 2013
senilai Rp452,5 miliar. Laba usaha turun 5% karena dipengaruhi tekanan biaya
termasuk kenaikan upah minimum, sementara laba tahun berjalan meningkat
ditunjang biaya bunga pinjaman yang rendah Adapun, jumlah aset perseroan per 31
Desember 2013 meningkat dari Rp5,27 triliun di 2012 menjadi Rp7,75 triliun
dengan jumlah liabilitas jangka pendek sebanyak Rp2,24 triliun dan jumlah
ekuitas sebanyak Rp5,35 triliun. Selain itu, kas dan setara kas perseroan
berada pada posisi Rp1,32 triliun.
3
Perkembangan
jumlah gerai
Dalam periode
lima tahun terakhir dari 2007-2011 jumlah gerai usaha ritel di Indonesia
mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 17,57% per tahun. Pada 2007 jumlah usaha ritel di Indonesia
masih sebesar 10.365 gerai, kemudian pada 2011 diperkirakan akan mencapai
18.152 gerai yang tersebar di hampir seluruh kota-kota di Indonesia. Jumlah gerai hypermarket dari hanya 99 pada
2007 meningkat menjadi 154 pada 2010. Sementara hingga akhir 2011 diperkirakan
akan bertambah menjadi 167 gerai.
Sedangkan
pertumbuhan jumlah supermarket relatif menurun. Jika pada 2007 tercatat 1.377
gerai maka pada 2010 mengalami penurunan menjadi sekitar 1.230. Penurunan
tersebut disebabkan beberapa supermarket terpaksa tutup karena kelah bersaing
dengan minimarket. Sementara sebagian gerai supermarket diubah menjadi gerai
hypermarket.
Kenaikan jumlah
gerai ritel terutama dipicu oleh pertumbuhan gerai minimarket yang
fenomenal. Jika pada 2007 total gerai
minimarket hanya 8.889 maka pada 2010 melonjak pesat hingga mencapai sekitar
15.538 buah. Sedangkan pada 2011 diperkirakan akan meningkat menjadi 16.720
gerai. Pertumbuhan bisnis minimarket ini didominasi oleh pertumbuhan outlet
Indomaret dan Alfamart, dengan frekuensi pertambahan jaringan relatif cepat dan
penyebaran yang cukup luas, baik melalui pola pengelolaan sendiri (reguler)
maupun melalui sistem waralaba (franchise).
4
KESIMPULAN
Dalam ritel,
pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya namun juga diperlukan
pengembangan semua hal didalam toko baik yang bisa diukur maupun yang tidak
bisa diukur yang dapat dilakukan untuk memuaskan pelanggan. Mengerti dampak
dari citra merk produk, dan bagaimana sebuah toko harusnya diposisikan, adalah
sangat penting dalam membangun figur toko. Banyak toko yang berhasil mencapai
target penjualan mereka dengan menawarkan produk bermerk yang bagus dan disukai
konsumen dalam pilihan produk yang luas. Namun, itu saja tidak cukup untuk
menciptakan citra toko yang unik di pikiran konsumen. Agar bisa menaikan
pendapatan yang diperoleh baik pendapatan daerah maupun yang nasional untuk
menambah pendapatan bisa menggunakan bermacam cara seperti harus memiliki
strategi Pemasarannya sendiri sebelum mereka menjalankan ataupun memasarkan
produk/jasanya.
Strategi
pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi dan keadaan
perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro
perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan
lingkungan makro perusahaan. Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan
serta meningkatkan lagi penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah
perusahaan yang telah berhasil menetapkan strategi pemasarannya serta strategi
bersaingnya dengan tepat.
Adapun penentuan
strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kepada besar dan
posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena perusahaan yang besar
mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas tidak bisa dilakukan oleh
perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu hal yang
jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu
menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada
perusahaan besar.
Dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat dipastikan perusahaan akan dapat
menentukan dengan baik strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya, untuk
tetap maju dan berkembang di tengah-tengah persaingannya. Ekonomi global memang
dapat berubah dengan sangat cepat. Akibatnya, beberapa industri dan bisnis juga
mengalami hal serupa dalam beberapa tahun saja. Namun sejauh ini industri ritel
justru menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dalam waktu lama. Seperti dikutip
dari The Richest, Sabtu (14/12/2013), bisnis ritel yang biasanya fokus di
bidang barang dan makanan minuman merupakan salah satu bagian penting dari
ekonomi global. Meski proses bisnisnya cenderung sederhana, tetapi bisnis ritel
mampu memberikan keuntungan besar bagi para pemiliknya.
Tak hanya itu,
bisnis ritel juga dapat menjamur dengan mudah di beberapa negara. Tak heran
sejumlah bisnis ritel mampu menuliskan namanya di berbagai pelosok dunia. Dengan
potensi bisnis yang besar, keuntungan dan pendapatan yang diperoleh perusahaan
juga berkembang pesat setiap tahunnya.
5
DAFTAR PUSTAKA
http://hindystreet.blogspot.com/2012/10/makalah-bisnis-retail.html
6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar