Kamis, 17 April 2014

Softskill Perekonomian Indonesia

PENGARUH BISNIS RETAIL TERHADAP PENDAPATAN DAERAH DAN NASIONAL
PT Hero Supermarket Tbk (HERO)

Bandung




Nama            : Ester Valentin
Kelas             : 1EB18
NPM             : 22213984

PEREKONOMIAN INDONESIA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014





PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada masyarakat sebagai pelaku konsumen untuk pengunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Keberhasilan dalam pasar Retail yang kompetitif, pelaku Retail harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pelaku Retail terhadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam operasionalnya pelaku Retail menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa. Menjalankan fungsi memecah maupun menambah nilai produk,  secara keseluruhan pengelola bisnis Retail membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, maupun operasional. Sehinga pelaku Retail dapat memahami secara penuh tentang lingkup bisnis Retailnya, cara strategi pengembangannya dan Memanajemen bisnisnya.
Industri Retail semakin berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha serta  kebutuhan konsumen. Siap atau tidak, Retail di Indonesia akan menghadapi persaingan yang demikian sengit. Apalagi dengan semakin maraknya Retail asing di Indonesia yang punya kekuatan merek dan dana yang “tak terbatas”. Oleh karenanya Retail di Indonesia perlu mewaspadai atau memahami berbagai tren yang akan terjadi pada dunia Retail di masa depan. Berikut adalah 10 hal yang bisa menentukan masa depan Retail.
Bisnis ritel makin populer belakangan ini. Namun, dengan dibukanya keran perdagangan bebas dengan Cina, pasar ritel lokal banyak yang gulung tikar. Bagaimana strategi yang efektif dalam mengelola bisnis ritel sehingga tak tergerus oleh serbuan ritel asing?. Bisnis ritel atau bisnis eceran adalah bisnis yang menyalurkan barang maupun jasa kepada pengguna akhir. Segmen bisnis ritel sangat luas, mulai dari segmen bawah hingga masyarakat kelas atas karena produk yang ditawarkan pun sangat beragam. Akan tetapi, bisnis ritel ternyata tak semudah yang dibayangkan. Dominasi merek terkenal dan modal yang tak terbatas serta serbuan ritel asing dapat menjadi faktor sebuah bisnis ritel tutup buku. Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memelihara bisnis ritel yang sudah berjalan.
Orang-orang yang tertarik untuk memulai sebuah toko ritel perlu memastikan bahwa mereka berada dalam posisi untuk benar-benar membuat toko sukses. Hal ini terutama berlaku di zaman ekonomi sulit ketika banyak perusahaan yang berjuang untuk tetap bertahan. Ada banyak hal untuk mempertimbangkan untuk menentukan apakah suatu bisnis akan dapat melakukannya dengan baik sekarang termasuk lokasi dan jenis usaha ritel yang Anda tertarik untuk memulai. Namun, pertanyaan yang benar apakah atau tidak bisnis Anda akan melakukannya dengan baik memiliki kurang untuk melakukan dengan toko dan banyak lagi dengan Anda. Tanyakan pada diri Anda jika Anda memiliki lima berikut harus-memiliki kualitas untuk menjalankan sebuah toko ritel yang sukses.



i




Pada 2009 satu lagi ritel asing yaitu Grup Lotte dari Korea Selatan masuk ke Indonesia, dengan mengakuisisi Makro yang sebelumnya dimiliki oleh SHV Holding dari Belanda senilai US$ 223 juta. Setelah diakuisisi kini Makro berubah menjadi Lotte Mart. Grup Lotte manjalankan bisnis ritel sejak 1979, mengoperasikan lebih dari 90 gerai di berbagai negara diantaranya Cina, Rusia, Vietnam, dan India. Peta persaingan ritel semakin ketat, setelah 40% saham Carrefour yang merupakan leader hypermarket diakuisisi oleh CT Corporation anak perusahaan Grup Para dengan nilai sekitar US$ 350 juta pada 2010. Grup Para milik Chairul Tanjung, seorang pengusaha lokal yang lebih dulu sudah menguasai bisnis televisi, perbankan, asuransi, pembiayaan dan sebagainya.     
Dalam lima tahun terakhir peningkatan omset ritel modern cukup pesat, hal ini juga didukung oleh pertumbuhan jumlah ritel yang pesat yaitu mencapai 18.152 gerai pada 2011, dibandingkan 10.365 gerai pada 2007. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10-15% per tahun. Penjualan ritel pada 2006 masih sebesar Rp 49 triliun, namun melesat hingga mencapai Rp 100 triliun pada 2010. Sedangkan pada 2011 pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama yaitu 10%-15% atau mencapai Rp 110 triliun, menyusul kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat yang relatif bagus. Jumlah pendapatan terbesar merupakan konstribusi dari hypermarket, kemudian disusul oleh minimarket dan supermarket.
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 230 juta merupakan pasar potensial bagi bisnis ritel modern. Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis ritel modern dengan format hypermarket, supermarket dan minimarket menjamur, menyusul maraknya pembangunan mall atau pusat perbelanjaan di kota-kota besar. Peritel besar seperti hypermarket dan department store menjadi anchor tenant yang dapat menarik minat pengunjung. Bahkan kini bisnis ritel mulai merambah ke kota-kota kabupaten terutama jenis supermarket dan minimarket. Saat ini bisnis ritel tumbuh pesat di pinggiran kota, mengingat lokasi permukiman banyak di daerah tersebut.
Dengan dibukanya pintu masuk bagi para peritel asing sebagaimana Keputusan Presiden No. 118/2000 yang telah mengeluarkan bisnis ritel dari negative list bagi Penanaman Modal Asing (PMA), maka sejak itu ritel asing mulai marak masuk ke Indonesia.  Masuknya ritel asing dalam bisnis ini, menunjukkan bisnis ini sangat menguntungkan. Namun di sisi lain, masuknya hypermarket asing yang semakin ekspansif memperluas jaringan gerainya, dapat menjadi ancaman bagi peritel lokal. Peritel asing tidak hanya membuka gerai di Jakarta saja, misalnya Carrefour dalam lima tahun belakangan sudah merambah ke luar Jakarta termasuk ke Yogyakarta, Surabaya, Palembang dan Makassar. Namun saat ini di wilayah DKI pemberian izin minimarket diperketat karena sudah terlalu banyak.
Keadaan ini mendorong peritel lokal yang sudah lebih dulu menguasai pasar, misalnya Matahari Group yang sebelumnya kuat pada bisnis department store, mengembangkan usahanya memasuki bisnis hypermarket. Demikian juga Hero yang sebelumnya kuat dalam bisnis supermarket, akhirnya ikut bersaing dalam bisnis hypermarket. Bahkan Hero mengubah sejumlah gerai supermarketnya menjadi format hypermarket.
Hingga saat ini, pangsa pasar modern mencapai 30%, sedangkan pasar tradisional menguasai sekitar 70%.

ii






Hal ini menunjukkan peluang bisnis ritel (pasar modern) cukup menjanjikan, setiap tahun selalu muncul dan berdiri gerai baru ritel di kota-kota besar.
Saat ini pengusah ritel mulai melebarkan sayap diluar pulau Jawa seperti Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan Maluku.  Sementara itu, peritel besar seperti Carrefour dan Giant memiliki pasar ritel lebih luas dibandingkan competitor lain, sebab selain bermain di segmen hypermarket, kedua peritel ini juga bersaing di segmen supermarket.
Dengan membaiknya ekonomi Indonesia ditahun mendatang diperkirakan akan semakin banyak peritel asing masuk ke Indoneisa, demikian juga pemain lama menjadi semakin ekspansif menggarap setiap potensi pasar yang ada. Akibatnya persaingan akan semakin ketat menyebabkan semua pemain berusaha keras menjalankan berbagai strategi untuk mengalahkan persaingan yang kadang menjadi tidak fair lagi.



  



iii

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang                                                                                                         i
PEMBAHASAN
  • Pengertian bisnis retail                                                                                 1
  • Pengaruh Bisnis Retail Terhadap Pendapatan Daerah Dan Nasional      2
  • Pendapatan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) Tahun 2011-2012         3
  • Perkembangan jumlah gerai                                                                        4
KESIMPULAN                                                                                                      5
DAFTAR PUSTAKA                                                                                             6








IV

PEMBAHASAN
1.1  Pengertian bisnis retail
Eceran atau disebut pula ritel (bahasa Inggris: retail) adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula sebagai pengecer. Pada prakteknya pengecer melakukan pembelian barang ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara langsung ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil.
1.2  bisnis retail yang ada dibandung
Persaingan di sektor ritel di Kota Bandung kian ketat ditandai dengan ekspansi perusahaan ritel mo­dern. Matahari, misalnya, kemarin membuka gerai baru PT Hero Supermarket Tbk (HERO) dengan investasi Rp20 miliar. Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar Henri Hendarta menyambut baik kehadiran gerai baru ritel modern di Kota Bandung yang bisa dianggap sebagai tanda masih potensialnya pasar di kota ini. Kehadiran gerai-gerai baru, kata­nya, membuat konsumen memiliki pilihan toko dan produk yang semakin banyak. Namun di sisi lain, kehadiran gerai baru otomatis akan menambah ketat persaing­an usaha di bidang ritel.  pada tahun ini sebagian pengusaha ritel gagal mencapai target penjualan karena semakin tingginya pertumbuhan gerai ritel. penambahan gerai untuk kategori minimarket yang bisa semakin dekat dengan pengguna pada akhirnya bisa berdampak negatif terhadap penjualan gerai supermarket dan hipermarket. PT Hero Supermarket Tbk (HERO)  membuka cabang dengan investasi Rp20 miliar.
Investasi sebesar itu, katanya, digunakan untuk berbagai keperluan, seperti sewa tempat, penyediaan produk, dan lain-lain. Setidaknya untuk membuka satu cabang kami membutuhkan sekitar Rp20 triliunmelakukan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) npenambahan cabang di Kota Kembang karena melihat pangsa pasar di kota tersebut sangat potensial. Buktinya penjualan produk-produk pakaian di factory outlet (FO), distribution outlet (distro), dan gerai-gerai pakaian di Bandung sangat tinggi dari waktu ke waktu. Selama ini, banyak investor yang melirik pusat Kota Bandung, sedangkan daerah pinggiran belum tergarap. Beberapa kawasan di Kota Ban­dung, seperti daerah selatan ataupun timur, masih belum terjamah oleh pengusaha ritel modern. Selain di Bandung PT Hero Supermarket Tbk (HERO)  hingga akhir tahun ini akan membuka gerai tambahan di beberapa wilayah yang dinilai prospektif, seperti Bekasi, Bengkulu, dan Batam.
Untuk memasok dagangan telah bekerja sama dengan 1.200 vendor, baik lokal maupun multinasional. lebih memfokuskan ekspansi bisnisnya ke luar Kota Bandung. Hal itu disebabkan karakteristik warga kota lebih memilih berbelanja di hipermarket daripada ke minimarket. Saat ini, lanjutnya, gerai yang ada di Kota Bandung berjumlah sekitar 100 gerai. Adapun di luar kota, seperti Kabupaten Bandung atau wilayah Priangan Timur, jumlahnya mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan gerai di Kota Bandung. Untuk mengembangkan usaha ritel, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) saat ini terkendala regulasi yang ditetapkan pemerintah daerah (pemda) setempat.

1


1.3  Pengaruh Bisnis Retail Terhadap Pendapatan Daerah Dan Nasional
Stabilitas ekonomi berarti bahwa jumlah uang yang tersedia dalam sistem ekonomi dan jumlah barang serta jasa yang diproduksi dalam sistem tersebut tumbuh kira-kira pada tingkat yang sama. Ancaman utama pada stabilitas ekonomi yaitu inflasi dan pengangguran. Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis.
Inflasi terjadi bila kenaikan harga di seluruh sistem ekonomi. Untuk mengukur inflasi, dapat berpaling melihat ke CPI/ Consumer Price Index: Ukuran harga produk-produk tertentu yang dibeli konsumen yang tinggal di daerah perkotaan Rumus angka inflasi Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis
Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis 1) Inflasi Ringan (Creeping Inflation) Inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun 2) Inflasi Sedang Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun 3) Inflasi Berat Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun 4) Hiper Inflasi Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. Menurut tingkat laju inflasi, meliputi:
Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis Inflasi berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku :
  • Inflasi tarikan Permintaan, inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.
  • Inflasi Desakan Biaya, inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi yang meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang (inflasi).
Pemerintah mengelola ekonomi melalui 2 perangkat kebijakan. 1. Pemerintah mengelola penagihan dan pengeluaran pendapatannya melalui kebijakan fiskal (seperti kenaikan pajak). 2. Kebijakan moneter berfokus pada pengendalian ukuran pasokan uang negara. Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang diterapkan secara bersama-sama membentuk kebijakan stabilisasi. Kebijakan stabilisasi adalah kebijakan perekenonomian pemerintah yang tujuannya adalah memuluskan fluktuasi dalam output dan pengangguran serta menstabilkan harga Pengaruh kondisi perekonomian terhadap bisnis




2


Pendapatan PT Hero Supermarket Tbk (HERO) Tahun 2011-2012
Perusahaan ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) pada tahun 2012 meraih kenaikan pendapatan menjadi Rp10,5 triliun dari Rp8,9 triliun pada tahun 2011.Demikian mengutip keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Jumat (22/2//2013). Namun perseroan mengalami kenaikan beban pokok penjualan menjadi Rp8,07 triliun dari Rp6,8 triliun. Laba kotor perseroan naik menjadi Rp2,4 triliun dari Rp2,1 triliun. Kenaikan juga terjadi pada laba usaha menjadi Rp441,2 miliar dari Rp383,8 miliar. Meskipun beban umum juga naik menjadi Rp1,7 triliun dari 1,5 triliun. Laba bersih perseroan terkerek menjadi Rp302,7 miliar dari Rp273 miliar. Untuk beban pajak penghasilan naik Rp98,8 miliar dari Rp88,5 miliar. Perseroan mengalami kenaikan aset mencapai Rp5,2 triliun dari Rp3,7 triliun per 31 Desember 2011. Perseroan telah menambah 97 toko baru selama tahun 2012.
Sementara itu laba usaha underlying PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) sepanjang tahun lalu menjadi Rp420 miliar atau turun 5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena Peningkatan beban usaha karena kenaikan upah minimum dan inflasi.laba usaha underlying dan laba tahun berjalan underlying adalah angka yang dicatatkan perseroan tanpa hasil penjualan properti kantor pusat pada November 2013 senilai Rp452,5 miliar. Laba usaha turun 5% karena dipengaruhi tekanan biaya termasuk kenaikan upah minimum, sementara laba tahun berjalan meningkat ditunjang biaya bunga pinjaman yang rendah Adapun, jumlah aset perseroan per 31 Desember 2013 meningkat dari Rp5,27 triliun di 2012 menjadi Rp7,75 triliun dengan jumlah liabilitas jangka pendek sebanyak Rp2,24 triliun dan jumlah ekuitas sebanyak Rp5,35 triliun. Selain itu, kas dan setara kas perseroan berada pada posisi Rp1,32 triliun.


3


Perkembangan jumlah gerai
Dalam periode lima tahun terakhir dari 2007-2011 jumlah gerai usaha ritel di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 17,57% per tahun.  Pada 2007 jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebesar 10.365 gerai, kemudian pada 2011 diperkirakan akan mencapai 18.152 gerai yang tersebar di hampir seluruh kota-kota di Indonesia.  Jumlah gerai hypermarket dari hanya 99 pada 2007 meningkat menjadi 154 pada 2010. Sementara hingga akhir 2011 diperkirakan akan bertambah menjadi 167 gerai.
Sedangkan pertumbuhan jumlah supermarket relatif menurun. Jika pada 2007 tercatat 1.377 gerai maka pada 2010 mengalami penurunan menjadi sekitar 1.230. Penurunan tersebut disebabkan beberapa supermarket terpaksa tutup karena kelah bersaing dengan minimarket. Sementara sebagian gerai supermarket diubah menjadi gerai hypermarket.
Kenaikan jumlah gerai ritel terutama dipicu oleh pertumbuhan gerai minimarket yang fenomenal.  Jika pada 2007 total gerai minimarket hanya 8.889 maka pada 2010 melonjak pesat hingga mencapai sekitar 15.538 buah. Sedangkan pada 2011 diperkirakan akan meningkat menjadi 16.720 gerai. Pertumbuhan bisnis minimarket ini didominasi oleh pertumbuhan outlet Indomaret dan Alfamart, dengan frekuensi pertambahan jaringan relatif cepat dan penyebaran yang cukup luas, baik melalui pola pengelolaan sendiri (reguler) maupun melalui sistem waralaba (franchise).



4
KESIMPULAN

Dalam ritel, pelayanan bukan hanya terletak pada personalnya namun juga diperlukan pengembangan semua hal didalam toko baik yang bisa diukur maupun yang tidak bisa diukur yang dapat dilakukan untuk memuaskan pelanggan. Mengerti dampak dari citra merk produk, dan bagaimana sebuah toko harusnya diposisikan, adalah sangat penting dalam membangun figur toko. Banyak toko yang berhasil mencapai target penjualan mereka dengan menawarkan produk bermerk yang bagus dan disukai konsumen dalam pilihan produk yang luas. Namun, itu saja tidak cukup untuk menciptakan citra toko yang unik di pikiran konsumen. Agar bisa menaikan pendapatan yang diperoleh baik pendapatan daerah maupun yang nasional untuk menambah pendapatan bisa menggunakan bermacam cara seperti harus memiliki strategi Pemasarannya sendiri sebelum mereka menjalankan ataupun memasarkan produk/jasanya.
Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi dan keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan lingkungan makro perusahaan. Perusahaan yang berjaya dan mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.
Adapun penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kepada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada perusahaan besar.
            Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat dipastikan perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah persaingannya. Ekonomi global memang dapat berubah dengan sangat cepat. Akibatnya, beberapa industri dan bisnis juga mengalami hal serupa dalam beberapa tahun saja. Namun sejauh ini industri ritel justru menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dalam waktu lama. Seperti dikutip dari The Richest, Sabtu (14/12/2013), bisnis ritel yang biasanya fokus di bidang barang dan makanan minuman merupakan salah satu bagian penting dari ekonomi global. Meski proses bisnisnya cenderung sederhana, tetapi bisnis ritel mampu memberikan keuntungan besar bagi para pemiliknya.
Tak hanya itu, bisnis ritel juga dapat menjamur dengan mudah di beberapa negara. Tak heran sejumlah bisnis ritel mampu menuliskan namanya di berbagai pelosok dunia. Dengan potensi bisnis yang besar, keuntungan dan pendapatan yang diperoleh perusahaan juga berkembang pesat setiap tahunnya.




5
DAFTAR PUSTAKA

http://hindystreet.blogspot.com/2012/10/makalah-bisnis-retail.html




















6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar