Sabtu, 14 Desember 2013

KEWIRASWASTAAN

Kewiraswastaan (Enterpreneurship) adalah kemampuan dan kemauan seseorang untuk beresiko dengan menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. Melalui upaya yang dijalankannya, yang bersangkutan merencanakan dan mengharapkan kompensasi dalam bentuk keuntungan di samping juga kepuasan. Bidang usaha atau perusahaan yang dibangun oleh seseorang dengan kepribadian tertentu (wiraswastawan/entrepreneur) sebagai alternative penyediaan lapangan kerja, minimal bagi si pemilik modal itu, kita sebut wiraswasta.

Sisi keuntungan berwiraswasta adalah kemungkinan untuk mengatur tingkat keuntungan yang diharapkan (semakin giat usaha dan waktu yang dicurahkan,akan semakin besar harapan perolehan keuntungannya), melatih ketajaman intuisi bisnis, meningkatkan sifat tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sisi kerugian berwiraswasta adalah tanggung jawab yang besar terhadap kelangsungan usaha, perlunya menjaga relasi yang baik terhadap pihak-pihak yang terkait dalam rangka memepertahankan kelangsungan hidup perusahaan, menanggung beban akibat kerugian perusahaan, pencurahan waktu kerja, maupun bentuk pengorbanan lainnya yang berkaitan dengan keluarga.

Peranan wiraswastawan:

  1. Memimpin usaha secara teknis maupun ekonomis dengan berbagai aspek fungsional
  2. Mencari keuntungan bisnis
  3. Membawa perusahaan ke arah kemampuan
  4. Memperkenalkan hasil produksi baru
  5. Memperkenalkan cara produksi yang lebih maju
  6. Membuka pasar
  7. Merebut sumber bahan mentah maupun bahan setengah jadi
  8. Melaksanakan bentuk organisasi perusahaan yang baru

UNSUR-UNSUR PENTING WIRASWASTA

Dalam wiraswasta tercakup beberapa unsur penting yang satu sama lainnya saling terkait. Unsur-unsur tersebut adalah
  • unsur pengetahuan,
  •  unsur keterampilan,
  • unsur sikap mental, dan unsur kewaspadaan.
Dalam kehidupan kesehariannya, wiraswasta yang lebih baik akan menggunakan pemikiran dan geraknya secara otomatis dengan menggabungkan unsur-unsur tersebut.

  1. Unsur pengetahuan
mencirikan tingkat penalaran yang memiliki seseorang. Pada umumnya unsur pengetahuan banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan orang bersangkutan. Semakin tinggi dan semakin luas pendidikan seseorang, semakin tinggi dan semakin luas pula pengetahuannya. Kedalaman pemahaman akan diperoleh seseorang bilamana ia mendalami bidang yang digelutinya. Sedangkan orang yang lebih mementingkan pengetahuan luas pada umumnya akan menjadi generasis. Selain diperoleh dari pendidikan formal, pengetahuan juga dapat berkembang dari “ belajar sendiri”. Dalam dunia usaha yang kompleks, diperlukan kemampuan yang konseprehensif. Karena itu, wiraswatawan dituntut untuk mempunyai keluasan pengetahuan dan kemampuan penalaran yang tinggi.

  1. Unsur keterampilan
pada umumnya diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata. Wiraswatawan yang dilengkapi dengan keterampilan tinggi akan mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi. Keterampilan yang dimilikinya akan memudahkan dan memperlancar penyelesaian berbagai tugas yang harus dijalaninya.

  1. Unsur sikap mental
menggambarkan reaksi sikap dan mental seseorang ketika menghadapi sesuatu situasi. Untuk berwiraswasta, secara umum dituntut adanya sikap mental yang fleksibel, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan keadaan, dinamis, kreatif, dan penuh inisiatif. Pada situasi yang menguntungkan, wiraswastawan jempolan akan melaksanakan pekerjaannya tepat waktu sehingga kesempatan yang ada tidak hilang begitu aja. Sebaliknya, pada kondisi yang tidak menguntungkan,mereka mampu menunda dan menangguhkan melaksanakan suatu pekerjaan dan memikirkan alternativ kesempatan orang lain.

  1. Unsur kewaspadaan
merupakan paduan unsur pengetahuan dan sikap mental dalam menghadapi keadaan yang akan datang. Kewaspadaan berkaitan dengan pemikiran atau rencana tindakan untuk menghadapi sesuatu yang mungkin terjadi atau di duga akan dialami. Sehubungan dengan itu, berwiraswasta juga berarti perlu mempertimbangkan sikap defensive atau ofensif. Bila sikap defensive yang dipilih, berarti wiraswastawan akan memikirkan strategi, taktik, dan rencana tindakan yang bersifat menghindari, mencegah, membelokkan, menutupi, ataupun memperkecil ha-hal yang merugikan pihaknya. Bila sikap ofensif yang dipilih, wiraswastawan justru mencoba melihat keuntungan yang dapat diperolehnya dari sesuatu yang diduganya akan terjadi. Dengan demikian, segala upaya berupa pemikiran ataupun tindakan ditujukan untuk memanfaatkan setiap kejadian dan kesempatan yang ada secara tepat dan sebaik mungkin, guna menghasilkan sesuatu yang berguna baginya. Jadi wiraswastawan yang baik mampu mengambil kesempatan dalam kondisi yang menurut pandangan orang awam sulit dilakukan. Dalam kenyataannya, unsur kewaspadaan terkait erat dengan rencana tindakan wiraswatawan dalam mengatisipasi keadaan yang akan terjadi di masa mendatang.

Peranan Kewirausahaan Dalam Pengembangan Usaha : Menurut Siswono Yudo Husodo, agar perusahaan dapat berkembang dengan baik maka perusahaan harus mempunyai beberapa unsur, yaitu:
  1. Harus ada innovator, yang mempunyai ide-ide untuk mengembanhkan perusahaan.
  2. Adanya businessman yang mempunyai sense of business yang mampu menerjemahkan rencana inovasi menjadi hal yang nyata dan menghasilkan profit.
  3. Entrepreneur yang memiliki entrepreneurship yang mampu menggerakkan dan mengorganisasikan gagasan menjadi kegiatan yang nyata.
  4. harus ada manajer yang memiliki managerial skill, yang memiliki kemampuan mengelola perusahan agar perusahaan selalu berada dalm hubungan yang harmonis dengan para stakeholders.
  5. Harus ada expert yang mempunyai keahlian, yang mendalami bidang-bidang tertentu agar perusahaan kuat dalam berbagai segi keahlian.
Tahap-tahap pengembangan usaha

Didalam melakukan kegiatan pengembangan usaha (business development), seorang wirausahawan pada umumnya akan melakukan pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut:
1. Memiliki Ide Usaha
2. Penyaringan Ide/Konsep Usaha
3. Pengembangan Rencana Usaha (Business Plan)
4. Implementasi Rencana Usaha dan Pengendalian Usaha


KIAT-KIAT MEMILIH USAHA DENGAN CARA WARALABA

Agar kita tidak salah dalam memilih dan mengelola bisnis waralaba, ada beberapa tips yang bisa dijadikan rujukan dalam memilih bisnis waralaba yang ditawarkan, berikut tipsnya :

  1. Pilihlah produk yang akan dijual
pemilihan produk harus disesuaikan dengan lokasi tempat kita akan menjual produk waralaba kita.  Meski sistem waralaba yang kita beli memiliki track record yang baik tetapi jika ditempatkan pada lokasi yang salah tidak akan mendatangkan keuntungan.

  1. Jika produk sudah dipilih
langkah selanjutnya adalah menentukan perusahaan waralaba tempat kita akan bermitra. Dengan banyaknya perusahaan yang menawarkan kemitraan waralaba, membuat kita harus lebih selektif. Lakukan survey ke lima sampai 10 outlet masing-masing mitra dari perusahaan tersebut. Pastikan dari seluruh outletyang disurvey tersebut memilki omzet bagus secara merata.

  1. Pelajari estimasi keuangan yang disodorkan pada penawaran secara jeli.
 Jangan terlalu percaya pada estimasi yang berlebihan. Pilih saja yang menawarkan estimasi secara wajar dan rasional.

4.   Pastikan nama warala yang ditawarkan tidak dalam sengketa atau bermasalah dengan pihak lain. Jika perlu brand dari waralaba yang dipilih sudah memiliki hak paten.

5.  Kenali kredibilitas dari pemilik brand waralaba tersebut dengan cara bertanya pada beberapa orang/sumber yang cukup mengenalnya.

Dengan mempertimbangkan beberapa tips memilih sebuah sistem waralaba tersebut sudah cukup untuk mengurangi resiko kegagalan bisnis waralaba yang kita beli. Selain itu kita akan terhindar dari bisnis waralaba yang hanya menjanjikan “mimpi” keuntungan tetapi tidak berdasar fakta dan data yang akurat.

Sumber :


1 komentar: